Paus kepada Katekis: Kerendahan Hati adalah Sumber Harapan

21

Oleh: Fr. Kasmir Nema, SVD.

Vatikan-Paus Leo XIV menyerukan kepada para katekis atau pengajar iman untuk mengutamakan kerendahan hati dan hidup sederhana sebagai sumber sejati harapan Kristiani. Pesan ini ditegaskan Paus sebagai jawaban atas tantangan dunia yang terus dibelenggu ketidakadilan.

Seruan tersebut disampaikan dalam Misa penutup Jubilee of Catechists (Yubileum Katekis) di Roma pada Minggu, 28 September 2025. Perayaan akbar ini, yang berlangsung sejak 26 September, dihadiri lebih dari 20.000 katekis dari 115 negara, termasuk delegasi signifikan dari Indonesia, Filipina, India, Thailand, dan Timor Leste.

Katekis Harus Mewujudkan Sabda dalam Hidup

Dalam homilinya, Paus Leo XIV mengingatkan bahwa tugas katekis bukan hanya sebagai pengajar doktrin, melainkan juga sebagai saksi hidup. Ia menekankan bahwa iman tanpa kasih bagi kaum miskin adalah kosong.

“Katekis adalah pribadi sabda-sabda yang diucapkan dengan hidup,” tegas Paus, menggarisbawahi pentingnya perwujudan ajaran dalam tindakan nyata.

Mengutip Santo Agustinus, Paus berpesan agar para katekis mampu menjelaskan segala sesuatu “agar yang mendengar dapat percaya; dengan percaya dapat berharap; dan dengan berharap dapat mengasihi.”

Kerendahan Hati Membuka Diri pada Rahmat Allah

Sebelumnya, dalam audiensi di Lapangan Santo Petrus, Paus menyoroti pentingnya sikap terbuka pada Allah melalui kesederhanaan. Paus memberikan teladan Santo Ambrosius yang dipilih menjadi uskup bahkan sebelum dibaptis, menunjukkan bahwa rencana Allah sering kali melampaui perhitungan manusia.

“Semoga semangat kesederhanaan ini menuntun kita melihat masa depan dengan harapan, menuju pembaruan Gereja dan dunia,” ujar Paus, menghubungkan kerendahan hati secara langsung dengan cita-cita pembaruan universal.

Momen Pengutusan dan Peran Penting Asia

Yubileum ini dibuka dengan peziarahan melewati Pintu Suci Basilika Santo Petrus dan doa vigili bersama. Puncak perayaan terjadi pada Misa 28 September, di mana Paus secara simbolis mengutus 39 katekis baru dengan memberikan salib perutusan.

Di antara mereka, terdapat katekis awam yang berasal dari Asia, sebuah penegasan atas peran penting kawasan ini dalam karya evangelisasi Gereja.

Menutup pesannya, Paus menyampaikan apresiasi khusus atas pelayanan para katekis yang berkarya di tengah tantangan berat, seperti kemiskinan, keberagaman budaya, hingga penganiayaan. Ia menyerukan agar mereka membawa semangat Yubileum kembali ke komunitas lokal masing-masing sebagai pembawa harapan dan kasih Kristus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here