Vatikan, 12 November 2025 – Veritas Indonesia – Sri Paus Leo XIV dalam pesan Audiensi Umumnya hari ini menegaskan bahwa spiritualitas Paskah memegang peranan krusial dalam mengatasi krisis sosial dan perpecahan di dunia.
Secara khusus, Paus menekankan bahwa harapan yang lahir dari Kristus yang Bangkit adalah satu-satunya sumber yang mampu membebaskan manusia dari “logika negatif keegoisan, perpecahan, dan kesombongan.”
Pesan ini menjadi seruan penting bagi masyarakat Indonesia untuk merawat persatuan di tengah tantangan keberagaman.
Pembebasan dari “Logika Negatif” Perpecahan
Dalam katekesenya, Paus Leo XIV secara tajam menyoroti kondisi dunia yang dibayangi oleh konflik, kebencian, dan ketegangan sosial—sebuah “logika negatif” yang menghancurkan persaudaraan. Paus kemudian menunjuk langsung pada solusi ilahi: Kebangkitan Kristus.
“Persaudaraan yang diberikan oleh Kristus, yang wafat dan bangkit, membebaskan kita dari logika negatif keegoisan, perpecahan, dan kesombongan, dan mengembalikan kita pada panggilan asal kita, atas nama cinta dan harapan yang diperbarui setiap hari,” tegas Paus.
Menurut Paus, persaudaraan sejati bukanlah sekadar formalitas atau hubungan kekerabatan, melainkan sebuah vokasi (panggilan) yang diperbarui setiap hari. Vokasi ini memerlukan sikap untuk saling mendukung dalam kesulitan dan secara aktif membangun kepercayaan, bukan berpaling dari mereka yang membutuhkan.
Implikasi bagi Indonesia
Dengan menyapa peziarah dari Indonesia, Paus secara implisit mendesak umat Kristiani dan seluruh warga bangsa untuk menjadikan nilai persaudaraan ini sebagai landasan hidup.
Di tengah dinamika sosial dan politik yang kadang memicu polarisasi, ajaran Kristus menawarkan jalan keluar dengan mengganti keegoisan yang mementingkan diri sendiri dengan cinta kasih yang murah hati dan universal.
Cinta ini, yang dicontohkan Kristus, mampu mengatasi perbedaan suku, agama, dan pandangan yang berpotensi memecah belah bangsa.
Konteks Katekese Paus
Audiensi Umum Paus Leo XIV hari ini merupakan bagian dari siklus katekese yang rutin disampaikan oleh Paus. Katekese kali ini bertema “Kebangkitan Kristus dan Tantangan Dunia Saat Ini,” yang berada di bawah payung besar Yubileum 2025: “Yesus Kristus Harapan Kita.”
Pesan persaudaraan ini, dengan fokus pada “Spiritualitas Paskah yang Menghidupkan Persaudaraan,” adalah sesi keempat dalam siklus tersebut, menunjukkan perhatian berkelanjutan Paus terhadap isu teologis dan sosial yang mendesak.


















