Jangan Sampai Ziarah Jadi Musibah, Dubes Trias: WNI di Italia Wajib Lapor KBRI!

9

Oleh: Putut Prabantoro

ROMA, 27 November 2025, Veritas Indonesia. Kota Roma dan Vatikan selalu memiliki daya magis tersendiri. Di tahun Yubileum ini, jutaan peziarah dari seluruh penjuru dunia, termasuk ribuan saudara kita dari Indonesia, membanjiri Kota Abadi ini demi merawat iman. Namun, di balik kekhusyukan doa dan keindahan arsitektur kuno, terselip risiko yang tak boleh dipandang sebelah mata.

Demi memastikan perjalanan rohani tetap lancar dan aman, Duta Besar RI untuk Takhta Suci, Michael Trias Kuncahyono, menyampaikan sebuah imbauan yang sangat mendesak:

Setiap rombongan atau kepala tur yang membawa WNI ke Italia dan Vatikan, wajib melaporkan kedatangannya ke KBRI.

Pesan ini bukan sekadar formalitas birokrasi, melainkan sebuah “pelampung penyelamat” di tengah lautan manusia.

Rombongan Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) foto bersama Dubes RI untuk Takhta Suci Michael Trias Kuncahyono berserta Istri di Kantor KBRI di via Marocco 10, EUR, Italia, Senin (24/11/2025).

Belajar dari Pengalaman Pahit

Dalam pertemuan hangat dengan delegasi Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) di Kantor KBRI Vatikan, via Marocco 10, EUR, Italia, Senin (24/11/2025) lalu, Dubes Trias membagikan realitas yang kerap terjadi di lapangan.

“Tidak harus menemui kami secara fisik di KBRI, tetapi melaporkan kedatangan itu hal yang sangat penting. Jika ada masalah, KBRI Takhta Suci yang bekerja sama dengan KBRI Italia bisa segera menanganinya,” ujar Dubes Trias yang saat itu didampingi Konselor Haryadi Satya, Sekretaris Dubes Hari Wahono Patriadi, serta dua mahasiswi magang, Astrid dan Stefanie.

Kekhawatiran Dubes Trias bukan tanpa alasan. Ia menceritakan kisah pilu yang pernah menimpa seorang wisatawan Indonesia. Wisatawan tersebut mendadak sakit serius, namun tragisnya, ia ditinggalkan oleh rombongan turnya di rumah sakit begitu saja. Pihak tur hanya memberitahu keluarga di Indonesia tanpa solusi konkret.

“Beruntung, keluarga peziarah itu mencari informasi dan disarankan menghubungi KBRI. Begitu terima info, kami langsung bergerak, mendampingi di rumah sakit, dan membantu semua kebutuhan hingga sembuh,” kenang Trias dengan nada prihatin.

Tak hanya masalah kesehatan, kasus kecopetan dan kehilangan paspor menjadi “menu” sehari-hari yang harus dihadapi. Trias mencontohkan seorang ibu yang tasnya dicopet hingga paspornya raib. Karena melapor, hari itu juga KBRI bisa menerbitkan paspor baru sehingga ia bisa melanjutkan perjalanan.

Tanggung Jawab Penyelenggara Tur

Berkaca dari banyaknya kasus di tahun yang padat ini, KBRI Untuk Takhta Suci menegaskan bahwa penyelenggara tur atau ziarah tidak boleh lepas tangan. Melaporkan diri adalah langkah preventif terbaik.

“Penyelenggara tur harus bertanggung jawab. Cek asuransi perjalanan, berapa besar pertanggungannya, dan apa saja yang dijamin. Jangan sampai jamaah terlantar,” tegas Trias mengingatkan.

Didamping oleh Bernadet K Setiarini (palimg kiri), dan Catharina Ratna E Astuti (tengah), Endang Sulistijani menyerahkan cendera mata kepada Dubes RI untuk Takhta Suci Michael Trias Kuncahyono, usai pertemuan di Kantor KBRI di via Marocco 10, EUR, Italia, Senin (24/11/2025).

Misi Diplomasi PWKI dan Kenangan akan Paus Fransiskus

Imbauan penting ini disampaikan di sela-sela kunjungan delegasi PWKI yang dipimpin oleh Mayong Suryo Laksono dan didampingi pendiri PWKI, AM Putut Prabantoro, serta Romo Agus Manuk Keluli OCD.

Kehadiran PWKI di Roma kali ini bukan sekadar kunjungan biasa. Ini adalah lawatan keempat mereka yang membawa misi khusus: menyusun buku 75 Tahun Hubungan Diplomatik RI dan Takhta Suci, memperbarui kerja sama dengan Vatican News, serta agenda yang sangat dinanti—audiensi umum dengan Paus Leo XIV.

Suasana pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu terasa sangat kekeluargaan. Kenangan pun melayang ke momen-momen bersejarah sebelumnya. Delegasi teringat pertemuan pertama pada November 2022 saat mereka diterima oleh mendiang Paus Fransiskus, hingga kunjungan Agustus 2024 lalu saat PWKI mendampingi tokoh pemuda lintas agama (GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, GAMKI, dan Peradah) tepat sebelum kunjungan apostolik Paus ke Indonesia.

Kini, di tahun 2025, estafet persahabatan itu terus berlanjut. Pertemuan diakhiri dengan penyerahan cinderamata oleh mitra PWKI, Endang Sulistijani, yang didampingi Bernadet K Setiarini dan Catharina Ratna E Astuti.

Bagi Anda yang berencana ke Vatikan, ingatlah pesan Dubes Trias. Lapor diri bukan untuk membatasi gerak, tapi untuk memastikan Anda tidak sendirian di negeri orang. Mari kita jadikan ziarah ini momen yang membawa damai, bukan cemas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here