web page hit counter
back to top
Monday, December 15, 2025

Natal Penuh Harapan: Migran Filipina di Roma Temukan ‘Rumah’ Lewat Rekoleksi

ROMA, Italia -Veritas Indonesia – Di tengah hiruk-pikuk Kota Abadi menjelang perayaan Natal, lebih dari 100 migran Katolik Filipina berkumpul untuk sejenak menjauh dari kesibukan, menemukan ketenangan batin, dan mempersiapkan hati menyambut kelahiran Sang Juruselamat.

Pada hari Minggu, 14 Desember 2025, Collegio del Verbo Divino (SVD) membuka pintunya bagi komunitas diaspora ini untuk sebuah rekoleksi Adven khusus. Mengusung tema “Natal Penuh Harapan: Perjalanan Warga Filipina-Italia di Roma”, acara ini menjadi oase rohani bagi para perantau untuk merayakan iman, persaudaraan, dan ikatan erat antara para misionaris SVD dengan umat yang mereka layani di tanah rantau.

Menanti Bayi Yesus sebagai Peziarah Rekoleksi ini terasa istimewa dengan kehadiran Superior Jenderal SVD, Pater Anselmo Ribeiro, SVD. Dalam sambutannya, Pater Anselmo mengajak umat untuk memaknai Natal bukan sekadar perayaan, melainkan pemenuhan sebuah janji.

“Sahabat-sahabatku terkasih, ketika kita memandang Bayi Yesus—dan saya tahu betapa kalian sangat berdevosi kepada Santo Niño—kita melihat pemenuhan janji Tuhan,” ungkap Pater Anselmo.

Ia menekankan bahwa inti dari masa Adven adalah menanti dengan penuh keyakinan, layaknya umat Allah yang tidak pernah putus asa. “Inilah arti harapan: menunggu dengan ekspektasi, mengetahui bahwa Tuhan selalu berjalan bersama kita,” tegasnya.

Pater Anselmo juga mengingatkan bahwa para migran sejatinya adalah “peziarah”. “Sebelum kalian menjadi migran, kalian sudah menjadi peziarah harapan, kasih, dan sukacita,” tambahnya, sembari mengapresiasi kehadiran komunitas Filipina yang telah menjadikan rumah SVD sebagai tempat berkumpul selama 40 tahun terakhir.

Pater Superior General SVD bersama komunitas migran Filipina.

Menemukan Tuhan di “Dapur” Kehidupan

Dalam sesi pendalaman materi, Pater Jerome Marquez, SVD, bersama Pater Tops, SVD, mengajak umat untuk membumikan makna harapan. Pater Jerome menjelaskan bahwa rekoleksi ini bertujuan agar umat bisa “bernapas kembali” di tengah tekanan kerja dan menyegarkan pesan harapan.

Mereka mengilustrasikan tiga gambaran kuat tentang bagaimana menjadi “peziarah harapan” yang autentik dalam rutinitas sehari-hari:

  • Harapan di Halte Bus: Belajar menunggu dengan iman dan kesabaran.
  • Harapan di Dapur: Menemukan Kristus dalam kekacauan, kesibukan, dan hal-hal “biasa” dari pekerjaan rumah tangga atau pelayanan.
  • Harapan di Jalan: Menyadari bahwa kita tidak berjalan sendiri; Kristus menyertai setiap langkah perjalanan hidup.

“Pada dasarnya, Kristus ada bersama kita, dan kita dapat melakukan perjalanan yang penuh sukacita dan berjalan dengan iman,” pungkas Pater Jerome.

Pesan Penguatan bagi Pekerja Migran

Rekoleksi ini memuncak dalam Misa Kudus yang dipimpin oleh Pater Laoang Harle Piga, SVD, dan dikonselebrasikan oleh enam imam SVD. Homili disampaikan oleh Pater José Nicolás “Nico” Espinosa, SVD, yang sebelumnya melayani sebagai kapelan bagi keluarga migran di Roma selama 14 tahun.

 Dalam homilinya pada Minggu Gaudete (Minggu Sukacita), ia memberikan tiga pesan penguatan bagi para pekerja migran:

  1. Anda Tidak Sendirian: “Kita tidak berjalan sendirian. Tuhan, komunitas, dan sesama ada bersama kita dalam perjalanan ini.”
  2. Bersabarlah: Mengutip Santo Yakobus, ia mengingatkan bahwa buah dari kerja keras akan tiba, namun kesabaran adalah kunci utama bagi para perantau di negeri orang.
  3. Bukalah Mata terhadap Karya Tuhan: “Terkadang kita merasa ditinggalkan. Namun Tuhan meminta kita membuka mata dan telinga untuk melihat tindakan-Nya di sekitar kita—melalui teman, keluarga, dan hal-hal baik yang terjadi.”

Suara Hati dari Diaspora: Menemukan Rumah

Bagi para peserta, acara ini bukan sekadar persiapan rohani, tetapi juga pengobat rindu dan penegas identitas.

Anna Rose Elazequi Alviar, anggota komunitas Katolik Santa Maria Goretti, mengungkapkan betapa vitalnya komunitas ini bagi keluarganya. “Tidak peduli masalah apa yang kami hadapi di luar negeri, atau seberapa jauh kami dari kota asal, sukacita memiliki Tuhan dalam hidup kami memberikan harapan,” ujarnya.

Senada dengan itu, Elpidio Palengue dari komunitas Santissimo Redentore, menegaskan identitas mereka yang tak luntur. “Meskipun kami berada di sini, kami tetaplah orang Filipina di wajah dan di hati kami,” katanya.

Baginya, para imam SVD adalah jembatan yang menjaga nyala api iman tetap hidup di tengah tantangan integrasi di Italia.

Acara penuh kekeluargaan ini diikuti oleh berbagai komunitas basis, termasuk San Giovanni Evangelista, Santa Maria delle Grazie, Servants of Christ, Santissimo Redentore, Verbo Divino, dan Santa Maria Goretti.

Melalui rekoleksi ini, para migran Katolik di Roma menegaskan kembali bahwa sejauh apa pun kaki melangkah, Natal selalu menjadi jalan pulang menuju hati yang penuh harapan bersama Tuhan.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Terbaru

Populer