Pesan Paus Leo XIV dari Vatikan: “Kecerdasan Buatan di Dunia Medis, Berkah atau Ancaman Bagi Kemanusiaan?”

37

Vatikan, 11 November 2025-Veritas Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang merasuki berbagai sendi kehidupan, termasuk dunia medis, suara keprihatinan sekaligus harapan datang dari Vatikan. Melalui sebuah pesan yang hangat, Paus Leo XIV mengajak kita semua untuk berhenti sejenak dan merenung: ke manakah arah kemajuan ini akan membawa kita?

Dalam pesannya kepada para peserta Kongres Internasional Akademi Kepausan untuk Kehidupan, Paus Leo XIV menyoroti bagaimana revolusi digital saat ini sedang mengubah cara kita berpikir, berinteraksi, dan bahkan memandang diri kita sendiri serta orang lain. Beliau mengibaratkan perubahan besar ini layaknya Revolusi Industri di masa lampau, namun dengan dampak yang jauh lebih meresap ke dalam keseharian kita.

“Kita sekarang berinteraksi dengan mesin seolah-olah mereka adalah teman bicara,” tulis Paus, “dan tanpa sadar, kita bisa menjadi perpanjangan dari mereka.” Di sinilah letak kekhawatiran utamanya: di tengah hiruk pikuk inovasi, kita berisiko kehilangan pandangan akan wajah-wajah di sekitar kita dan lupa caranya menghargai apa yang sesungguhnya menjadikan kita manusia.

Teknologi: Pedang Bermata Dua di Dunia Kesehatan

Paus Leo XIV sama sekali tidak menolak kemajuan. Beliau mengakui bahwa teknologi telah dan terus membawa manfaat luar biasa bagi umat manusia, terutama dalam bidang kedokteran dan kesehatan. Namun, seperti pedang bermata dua, teknologi yang sama bisa menjadi sangat merusak jika disalahgunakan atau ditempatkan untuk melayani ideologi yang anti-kemanusiaan. Sejarah telah memberi kita banyak pelajaran pahit tentang hal ini, dan dengan kekuatan teknologi yang kita miliki sekarang, dampaknya bisa jauh lebih menghancurkan.

Oleh karena itu, Paus dengan tegas menyerukan agar martabat manusia dan kebaikan bersama harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap pengembangan dan penerapan AI. “Jika dimanfaatkan dan ditempatkan untuk sungguh-sungguh melayani pribadi manusia,” ujar Paus, “dampaknya bisa sangat transformatif dan bermanfaat.”

Sentuhan Manusia yang Tak Tergantikan oleh AI

Secara khusus dalam dunia medis, di mana kerapuhan kondisi manusia begitu nyata terlihat, Paus mengingatkan kita pada “martabat ontologis yang dimiliki setiap pribadi hanya karena ia ada dan dikehendaki, diciptakan, serta dicintai oleh Tuhan.” Inilah panggilan luhur bagi para tenaga kesehatan: menjadi penjaga dan pelayan kehidupan manusia, terutama pada tahap-tahap yang paling rentan.

Paus menekankan bahwa tanggung jawab mulia ini juga diemban oleh mereka yang mengembangkan dan menggunakan AI di bidang medis. Beliau mengingatkan, sebuah perangkat teknologi secanggih apa pun tidak boleh mengurangi atau menggantikan hubungan personal antara pasien dan tenaga kesehatan.

Profesionalisme medis, menurut Paus, bukan hanya soal keahlian teknis untuk menyelesaikan masalah. Lebih dari itu, ia menuntut kemampuan untuk berkomunikasi, berelasi, dan hadir bagi sesama. AI seharusnya berfungsi untuk memperkuat hubungan antarmanusia dan meningkatkan kualitas perawatan, bukan sebaliknya.

Menutup pesannya, Paus Leo XIV mengajak adanya kolaborasi luas yang melintasi batas-batas negara di antara semua pihak yang bekerja di bidang kesehatan dan politik. Dengan harapan dan doa, beliau berharap agar setiap kemajuan teknologi selalu berbuah kebaikan bagi banyak orang yang akan mendapat manfaat dari komitmen yang kompeten dan murah hati. Pesan ini, yang ditandatangani pada 7 November 2025 dari Vatikan, menjadi pengingat bagi kita semua di era digital: teknologi adalah alat, tetapi kemanusiaan adalah tujuan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here