Penulis: P. Kasmir Nema, SVD.
CASTEL GANDOLFO, Roma – Di tengah peringatan krisis iklim yang semakin genting, Vatikan meluncurkan sebuah inisiatif konkret dengan meresmikan Borgo Laudato si’ di kompleks Villa Kepausan Castel Gandolfo, Jumat (5/9). Paus Leo XIV, dalam peresmiannya, menyebut proyek desa ekologis terpadu ini sebagai “benih harapan” bagi Gereja dan dunia.
Mengubah bekas kediaman musim panas para Paus yang bersejarah, Borgo Laudato si’ kini menjadi pusat pembelajaran hidup berkelanjutan. Kompleks ini mengintegrasikan pertanian organik, sistem energi terbarukan, pusat pendidikan lingkungan, serta ruang untuk refleksi spiritual dan dialog antaragama. Proyek ini adalah jawaban nyata atas seruan pertobatan ekologis yang digaungkan oleh para pemimpin Gereja.
Dalam homilinya yang merenungkan keindahan alam ciptaan, Paus Leo XIV menegaskan bahwa tanggung jawab ekologis bukanlah pilihan, melainkan inti dari iman. Mengutip Injil Matius yang berbicara tentang burung di langit dan bunga bakung di ladang, ia mengingatkan bahwa manusia dipercaya untuk menjadi pemelihara, bukan penguasa.
“Merawat ciptaan merupakan panggilan sejati setiap manusia,” tegas Paus. “Kita adalah makhluk di antara makhluk lainnya, bukan Sang Pencipta. Merawat bumi berarti menghormati rancangan agung Allah.”
Inisiatif ini terinspirasi langsung dari ajaran Paus Fransiskus, khususnya ensiklik (surat ajaran Paus) Laudato si’ (2015) dan seruan apostolik Laudate Deum (2023). Paus Leo XIV menyebut Borgo ini sebagai “warisan dari Paus Fransiskus, sebuah benih yang dapat menghasilkan buah keadilan dan perdamaian bagi mereka yang paling menderita akibat kerusakan lingkungan.”
Peresmian ini memiliki momentum yang kuat, karena berlangsung di tengah perayaan global Musim Ciptaan (1 September–4 Oktober) dan meningkatnya laporan ilmiah tentang dampak perubahan iklim serta hilangnya keanekaragaman hayati yang mengancam kelompok miskin dan rentan. Vatikan menegaskan bahwa Borgo ini bukan sekadar proyek simbolis, melainkan sebuah laboratorium hidup di mana spiritualitas, alam, dan kreativitas manusia dapat hidup berdampingan secara harmonis.
“Ini adalah kesaksian nyata komitmen Gereja,” ujar Paus. Semangat borgo—sebuah desa kebersamaan—mengajarkan kita bahwa segala sesuatu di sekitar kita berbicara tentang Sang Pencipta.
Mengakhiri pesannya, Paus Leo XIV menyerukan agar kepedulian terhadap bumi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Kristiani. “Panggilan untuk menjadi penjaga ciptaan Allah memang menuntut, tetapi indah. Itu adalah bagian esensial dari pengalaman iman kita,” pungkasnya.
Melalui Borgo Laudato si’, Vatikan berharap dapat menginspirasi lahirnya inisiatif serupa di berbagai komunitas di seluruh dunia, mempersatukan umat manusia dalam misi bersama untuk mewujudkan Injil melalui kepedulian nyata terhadap bumi dan sesama.