Bukan Sekadar Bernapas, Tapi Menghidupkan: Panggilan Suci di Balik Beratnya Beban Hidup Masa Kini

25

Pernahkah Anda merasa bahwa hidup ini seperti sebuah beban yang tak berkesudahan? Bangun pagi dengan rasa lelah, menghadapi masalah yang silih berganti, hingga terkadang kita bertanya-tanya: ke mana sebenarnya arah semua perjuangan ini?

Jika Anda pernah merasakannya, Anda tidak sendirian.

Dalam katekese terbarunya menyambut Yubileum 2025, Paus Leo XIV menyentuh titik paling sensitif dari kehidupan manusia modern. Beliau berbicara tentang sebuah “penyakit” yang sedang mewabah di seluruh dunia. Bukan virus fisik, melainkan sesuatu yang menyerang batin kita: hilangnya kepercayaan terhadap kehidupan itu sendiri.

General Audience oleh Paus Leo XIV di St Peter’s Square pada Rabu, 26 November 2025 (Doc. P. Kasmir Nema, SVD)

Hidup: Antara Misteri dan Anugerah

Realitasnya, hidup memang tidak selalu indah. Paus mengakui dengan jujur bahwa bagi banyak orang di berbagai belahan dunia, hidup tampak melelahkan, menyakitkan, dan penuh rintangan. Namun, di balik segala kepahitan itu, ada satu kebenaran fundamental yang sering kita lupakan: hidup adalah hadiah. Kita tidak pernah memintanya, kita tidak memilihnya, tetapi kita menerimanya sebagai misteri dari hari pertama hingga hembusan napas terakhir.

Karena hidup adalah hadiah yang tak bisa kita berikan kepada diri sendiri, ia menuntut perawatan. Ia harus dijaga, diberi energi, dan dilindungi. Di sinilah “harapan” memegang peran kunci. Tanpa harapan, hidup kita berisiko hanya menjadi, meminjam istilah puitis Paus, “Hidup tak ubahnya hanyalah selingan pendek di tengah dua kegelapan tanpa akhir, ” sekadar jeda singkat yang kosong sebelum dan sesudah kematian. Harapanlah yang mengubah “jeda” itu menjadi sebuah peziarahan menuju rumah Bapa.

Melawan Fatalisme dan Ketakutan

Sayangnya, dunia kita sedang sakit. Kita seolah menyerah pada fatalisme negatif. Banyak dari kita melihat hidup bukan lagi sebagai anugerah, melainkan sebagai ancaman. Kita takut kecewa, sehingga kita membangun tembok untuk melindungi diri, takut untuk bermimpi, dan takut untuk melangkah.

Di tengah ketakutan inilah, panggilan untuk menjadi “pecinta kehidupan” menjadi lebih mendesak dari sebelumnya. Yesus dalam Injil tidak pernah tinggal diam melihat penderitaan. Ia menyembuhkan, memulihkan, dan mengembalikan martabat mereka yang terbuang. Ia menunjukkan wajah Allah yang memulihkan, bukan menghukum.

Menghidupkan Kehidupan: Sebuah Panggilan

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Paus Leo XIV  mengajak kita untuk tidak hanya sekadar bertahan hidup, tetapi untuk “menghasilkan” kehidupan (to generate life).

Menghasilkan kehidupan tidak semata-mata berarti melahirkan anak secara biologis, meskipun peran ayah dan ibu adalah petualangan yang luar biasa mulia. Dalam arti yang lebih luas, “menghasilkan” berarti memberi nyawa bagi orang lain di sekitar kita.

Ini adalah panggilan untuk membangun ekonomi yang bersolidaritas, bukan yang menindas. Ini adalah panggilan untuk mendengarkan sesama yang kesepian, memberikan bantuan nyata, dan merawat alam ciptaan. Ketika kita menolak iri hati dan kekerasan, seperti kisah tragis Kain dan Habel, dan memilih untuk mendukung sesama, kita sedang “menghasilkan kehidupan”.

Tuhan Tidak Pernah Lelah pada Kita

Mungkin tantangan ekonomi, perang, atau masalah pribadi membuat segalanya terasa gelap. Namun, pesan Paskah tetap relevan: Kebangkitan Kristus adalah kekuatan kita. Bahkan ketika manusia terjebak dalam kekerasan, rasisme, dan perang, Tuhan tidak pernah lelah mencintai kita. Dia setia pada rencana cinta kasih-Nya.

Jadi, bagi siapa pun Anda yang sedang merasa lelah atau kehilangan arah, ingatlah ini: Tuhan menginginkan kita bahagia. Harapan bukanlah optimisme buta, melainkan kepastian bahwa Tuhan berjalan bersama kita.

Mari kita berani untuk kembali percaya pada hidup, merawatnya, dan membagikannya kepada orang lain.Sebab di ujung jalan yang berliku ini, Sang Pengharapan itu sendiri, Yesus Kristus, sedang menanti dan berjalan bersama kita.

Bagaimana menurut Anda? Apakah pesan harapan ini relevan dengan situasi yang Anda hadapi saat ini? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here