Dari Rerum Novarum ke Era Digital: Apa Makna ‘Leo’ bagi Gereja Masa Kini?

Table of Contents

Pemilihan Paus Robert Francis Prevost sebagai Paus ke-267 dengan nama Leo XIV menggemakan tradisi sejarah Gereja. Prevost, imam asal Chicago yang lama berkarya di Peru, merupakan paus Amerika pertama. Beberapa pengamat menilai nama Leo sengaja dipilih untuk menegaskan komitmen beliau terhadap isu-isu sosial kemanusiaan.

British Broadcasting Corporation (BBC) menegaskan bahwa, “In choosing his papal name, Leo has signified a commitment to dynamic social issues”. Pada kesempatan yang sama uskup Kardinal O’Malley menulis bahwa nama Leo “sangat terkait dengan warisan keadilan sosial Paus Leo XIII” di masa perjuangan kaum buruh dan kemiskinan dalam Revolusi Industri. Candida Moss pun melalui cbsnews.com, mengaitkan nama itu dengan Paus Leo Agung (Leo I) yang berani menghadapi Attila the Hun, Raju Hun yang menaklukkan banyak wilayah di Eropa. Dia menafsirkan bahwa Paus Leo XIV “mungkin juga akan berani menghadapi kekuatan politik penindas di dunia”. Pernyataan-pernyataan di atas  memberi kita isyarat kuat bahwa Paus Leo XIV ingin menghidupkan kembali semangat reformasi sosial yang dulu diperjuangkan Paus Leo XIII.

Paus Leo XIII (1878–1903) dianggap pelopor ajaran sosial Katolik modern. Ensikliknya yakni Rerum Novarum (1891) tentang modal dan buruh memberi keprihatinan atas penderitaan kelas buruh akibat industrialisasi. Melalui dokumen ini, Leo XIII mengajak kita untuk mencari “solusi segera atas penderitaan dan kesengsaraan yang menimpa sebagian besar golongan buruh”. Ia mengutuk segelintir orang kaya yang menindas kaum pekerja. Menurutnya buruh memiliki hak membentuk serikat dan menerima upah yang adil.

Bagi Gereja masa kini, Rerum Novarum mengingatkan bahwa keadilan sosial dan solidaritas tetap relevan, bahkan saat menghadapi persoalan baru. Paus Fransiskus melalui Laudato Si’ (2015) misalnya memperluas wawasan itu dengan menyorot “kerusakan lingkungan” dan dominasi “kepentingan ekonomi” yang mengalahkan kebaikan bersama. Demikian pula Fratelli Tutti (2020) menekankan kebutuhan solidaritas antarmanusia di tengah dunia modern.

Bagaimana Paus Leo XIV merespons masalah masa kini? Dalam beberapa pidato awalnya, ia menegaskan kesinambungan reformasi sosial Paus Fransiskus. Pada misa pertamanya di Vatikan, ia memperingatkan umat agar tidak terlalu tergantung pada “teknologi, uang, kesuksesan, kekuasaan, atau kesenangan” sebagai pengganti iman. Ia sudah terpilih untuk menjadi “administrator setia” Gereja yang berperan sebagai “mercusuar yang menerangi malam-malam gelap dunia”.

Dalam khotbah perdananya Paus Leo XIV menyoroti bahwa kurangnya iman sering kali disertai “hilangnya makna hidup, pengabaian belas kasih, pelanggaran martabat manusia yang mengerikan, krisis keluarga, dan banyak luka lain yang menyayat masyarakat kita”. Seraya mencontohkan teladan pendahulunya, Paus Leo XIV menyerukan Gereja untuk membangun jembatan melalui dialog dan perjumpaan dengan semua pihak. Sikapnya yang peduli kaum miskin, imigran, dan lingkungan memperlihatkan kesinambungan dengan ajaran sosial gereja.

Nama Leo XIV tampaknya menyiratkan semangat pembaharuan ajaran sosial Katolik dalam konteks modern. Ia seolah menegaskan bahwa perjuangan Rerum Novarum tidak usang. Gereja dipanggil menegakkan keadilan sosial di zaman revolusi digital, melindungi martabat manusia, dan mewujudkan persaudaraan sejati walau teknologi berkembang pesat. Kebijakan-kebijakan konkritnya, seperti menghadapi ketimpangan ekonomi digital, mengedukasi umat agar kritis pada media, serta memupuk dialog inklusif, akan menguji makna nama barunya.

Bagi umat Katolik Indonesia, masa kepausan Leo XIV diharapkan membawa inspirasi baru. Tema keadilan sosial sesungguhnya sudah lama relevan di Indonesia. Isu seperti pemenuhan hak-hak buruh, pengentasan kemiskinan, hingga perlindungan marginalisasi masih perlu mendapat perhatian serius.

Menyongsong Yubileum, umat Katolik Indonesia dapat memaknai kepausan Leo XIV sebagai momentum meneruskan harapan bahwa ajaran sosial Gereja, yang diwakili nama Leo, tetap dapat menuntun kita keluar dari kegelapan keserakahan dan disorientasi zaman.


- Ando Gimantro -

Posting Komentar